Bersama by Raisa (7)

(PENTING!!: Cerita ini terinspirasi dari judul lagu di  album pertama penyanyi perempuan yang memilih berkarir pada jenis musik blues, jazz,soul yang  bernama lengkap Raisa Andriana. Nama albumnya diambil dari namanya sendiri RAISA, aku sengaja mengambil judul lagunya secara random  agar sesuai dengan alur cerita yang dibuat. Akan ada 9 sembilan cerita sesuai 9 track lagu di album pertama, tetapi semua cerita aku buat berkaitan satu dengan yang lain. Semua ide cerita berasal dari pemikiranku sendiri dan cerita ini  90 % fiktif) 

-Cerita ke 2-

cerita sebelumnya bisa baca disini  http://ubieeva.blogspot.com/2013/08/inginku-by-raisa-6.html



3 Agustus 2013

Setelah menerima telpon dari Ray, aku pun segera memberi kabar ke Rani. Rani ini adalah sahabatku dari SMA, tak ada rahasia-rahasiaku yang dia tidak tahu, mau telpon jam berapapun dia selalu ada. Kalau pun dia sedang tidak bisa dihubungi, itu berarti aku harus bersabar menunggu kabarnya, tetapi biasanya gak lama. Dia sahabat yang selalu tahu kapan waktu untuk memberi nasehat maupun diam dengan sabar mendengar curhatanku, meskipun dia sudah memiliki Denny, perhatiannya sebagai sahabat tak pernah berubah. She's like sister for me.

Setelah mendengar nada panggil ketiga kalinya Rani pun mengangkat telponku.

"Raaniiii, kamu dimana??"


"Eh ya Nin, bentar-bentar aku lagi di jalan ni entar lagi ya aku telpon, 10 menitan lagi, Ok?!"

"Hmm, cepetan yaa..berita penting ni"

"Hah? berita apaan?? iya-iya udah mau nyampe rumah ni, ntar-ntar"

Sambungan telpon pun terputus.

Tak lama kemudian, Rani pun menelpon balik.

"Ninaaaaa...cerita apaan sih? penasaaran nih..hehehhe" 

"Mang kamu darimana tadi?"

 "Ah gak penting, buruan ah..." 

" Sepupumu Ran tadi telpon ngajak aku dinner di Blue Sky ntar malam, kira-kira ada maksud apa ya ngajak aku,  tadi aku jawab aja bisa.. tapi sekarang aku bingung.."

"Blue Sky??!Serius?? wah .kayaknya aku kelewatan berita ni! Bingung?? kenapa harus bingung Nin?"

"Hmmm..ya kamu tau sendiri, aku kenal dia baru 3 minggu, ya bukannya aku gak suka ma dia, tapi kupikir kayaknya terlalu cepat aja kalo misalnya dia minta aku jadi pacarnya,..hahaha aduh kenapa aku jadi GR sendiri yaa..belum tentu juga dia ngomongin itu kan Rin, ah kebiasaan deh udah mikir ketinggian. Dulu sama Viktor juga gitu, udah mikir kejauhan ternyata dia.... " Belum selesai aku nyerocos Rina langsung memotong.

"Nin" Rina hanya memanggil namaku dengan lembut dan tegas tetapi anehnya cara dia memanggil namaku membuat aku langsung terdiam. 

" Udah deh kalo kamu suka ya suka aja gak usah mikir waktunya kecepetan atau tidak"  Rina pun memulai menasehatiku.

"Suka?? koq kamu bisa nyimpulin gitu si Ran?"

"Nina..kita udah sahabatan berapa tahun sih? sampai aku gak tau kapan kamu nunjukin rasa suka maupun gak suka ke orang. Gini deh aku mau kasih kamu pertanyaan, dijawab ya"

"Hmm..iya deh, pertanyaan apaan?" Aku mulai penasaran dengan pertanyaan Rani.

"Pertanyaannya dijawab cepat yaa ok!"

"Sip!

"Kamu nyaman apa gak dekat sama Ray"

"Nyaman" jawabku cepat

"Lebih suka Ray dekat atau jauh"

"Dekat"

"Cinta atau benci?

"Cinta" Oopss...aku pun menyadari jawaban-jawabanku tadi. Sialan si Rani, ngasi pertanyaan gituan, lagian jawaban pertama pasti lebih cepat dijawablah.

"Tuh kan..jawabannya ihirrrrrr..haahahhaha"

"Aaaaaaaaaaaaahhh Raniiiiiiiiiiiiiiii!!"

"Udahlah Nin, jujur ajalah selama ini kamu emang nyaman kan deket ma dia? rasa itu gak bisa dibohongi Nin. Si Ray juga sebenarnya suka nanya-nanya tentang kamu koq ke aku. Aku cerita aja kamu udah putus dari Niko 6 bulan lalu dan kamu lagi gak dekat ma siapa-siapa. Gini deh Nin, kamu nikmati aja rasa yang kamu rasain sekarang, gak ada salahnya buka hati kamu lagi, sampai kapan kamu sendirian mulu kek gini, tapi kalo boleh nanya nih, pas dengar jawabanmu tadi, aku turut seneng koq Nin, itu tandanya kamu udah bisa ngrasain cinta lagi, bener ga analisaku?"

Aku pun  tersenyum mendengar nasehat dan analisa Rina. Emang deh dia sahabat yang paling ngertiin aku.

"Iya Rin, bener koq yang kamu bilang, kayaknya kamu salah ambil jurusan deh, harusnya kamu ambil jurusan Psikologi bukan ngambil Ekonomi..heran aku apa yang kamu bilang selalu bener"

"hahaha..Nina..Nina..gak perlu masuk kali jurusan Psikologi untuk bisa nasehatin kamu, kita dah bertahun-tahun sahabatan Nin, jadi bisa kebacalah apa yang kamu rasain, nah sekarang balik lagi ke kamu, kalo misalnya ntar malam si Ray nembak kamu, udah bisa ngasih jawaban kan?"

"yee ..ya kalo dia nembak, kalo enggak gimana??" Aku pun mulai ragu.

"Yaelah ni anak, kenapa jadi amnesia gini ya? 

"heh?? maksudnya apa neh ngatain aku amnesia! " Apa-apaan sih Rani.

"Nina sahabatku tersayang,sekarang kamu lagi curhat sama siapa?? Rani Puspita Purnomo sepupu kandung dari Raymond Gustian Purnomo kan, dan tadi aku dah cerita kalo dia sering nanyain kamu, khususnya nanya kamu lagi deket sama siapa, aku bilang gak ada. Jadi, masak kamu masih gak ngerti juga alasan dia ngajak kamu dinner kamu malam ini? di Blue Sky pula, tempat makan yang harus dipesen jauh-jauh hari. Berarti pasti ada maksud dia ngajak kamu dinner disitu. Gimana? Masih ga ngerti juga?"

" iyaaa bos,,ngerti-ngerti..ya udah deh aku milih-milih baju dulu deh buat ntar malam. Thanx ya Rinaaaa sahabat kesayangankuuu muachhh muachhh hehhehe "

"hhmm iyaa..sama-sama Nina sahabatku yang suka lemot kalo urusan percintaan ahhaahha...Sukses deh buat ntar malam..udah ga sabar denger kabar gembira"

"hahaha okay, pasti aku kabarin!!" Udah dulu yaa..byee..

"Bye Nin..."

Setelah menutup telpon dari Rina, sejujurnya hatiku masih dipenuhi keraguan tentang perasaanku ke Ray, bukan karena aku tidak menyukainya tetapi misalnya aku jadi menjalin hubungan dengan dia, aku juga harus siap untuk LDR-an. Aku kapok menjalani hubungan seperti itu. Tetapi, disisi lain Ray memang datang disaat yang tepat, aku pun mengakui sejak ada dia mengisi hidupku, bayangan dan mimpi tentang Niko mulai memudar. Ah...taulah masih ada waktu ini untuk ngasi jawaban ke Ray. Semoga keputusan yang aku ambil ini tidak akan membuatku menyesal.

-bersambung-



Dalam doa dalam nada
Ku persembahkan cintaku
Ku persembahkan anganku
Dalam harap takkan hilang
Nada-nada terindah
(Bersama, Raisa)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemeran Utama (8)

Pria di Ujung Dermaga

MENANTI -end- (Chapter 12)