Pertemuan Singkat di Hari Minggu

"Wan..kamu gak gereja??" Tanya ibuku dari kamarnya yang bersebelahan dengan kamarku. Kamarku dan ibuku memang berdekatan karena hanya dipisahkan bilik tipis dari  tripleks.

"Enggak bu, ntar sore aja..aku mau jualan dulu, ibu istirahat aja" Aku pun bersiap-siap mempersiapkan jualanku di gerobak yang biasa digunakan ibuku berjualan.

"Duh biar ibu aja yang jualan, kamu besok kan mau ke Jakarta? siapin diri kamu biar besok bisa lulus kerja, ibu udah gak apa-apa.

"Enggak bu, ibu istirahat saja..Ridwan sudah persiapkan semuanya koq.  Ridwan berangkat dulu bu, sebentar lagi sudah mau jam pulang gereja jadi semoga jualan hari ini laku ya bu"

"Iya amin..hati-hati ya Wan.."

"Iya bu"


-------------------------------------------------------

"loh Wan..ibumu mana? koq kamu yang jualan?" tanya pak Kabul, penjual yang berjualan rujak asin yang nasibnya sama dengan ibu dan aku. Kami bertetangga dan tempat jualan kami pun berdekatan. Antara keluargaku dan keluargaku berteman baik, tidak ada persaingan antara kami meskipun apa yang dagangkan adalah makanan yang sama. Kami percaya rejeki itu Tuhan yang mengatur. Pak Kabul pernah berniat menjodohkan anaknya denganku tapi karena aku sudah menganggap Ningsih adikku dan keyakinan kami berbeda, aku pun menolaknya, meskipun aku tahu Ningsih suka padaku tapi ya mau bagaimana lagi? Aku tidak mau memaksakan hatiku pada seseorang yang sudah aku anggap adikku sendiri.

"Ibu lagi sakit pak"..jadi saya yang menggantikan.

"Sakit apa ?"

"Masuk angin sama batuk pak, tapi sebenarnya sudah mendingan, cuma saya saja yang khawatir kalo sakitnya kambuh lagi."

"Mereka koq belum-belum keluar juga ya pak? tanyaku

"Bapak juga ndak tahu nak, kita tunggu saja disini paling sebentar lagi selesai"

Sejam berlalu tetapi belum ada orang yang tertarik membeli rujak asin daganganku.

Matahari sangat kejam hari ini, peluhku bercucuran hingga aku pun terpaksa pindah tempat jualan di tempat yang teduh, padahal posisi berjualan tadi sangat pas menarik pembeli membeli daganganku.

Kenapa hari ini ibadahnya lama sekali ya? apa karena ada event di gereja itu? Biasanya jam segini, jemaat sudah pulang.

Tak lama kemudian, aku melihat orang-orang sudah mulai keluar dari bangunan gereja itu. Aku pun buru-buru mempromosikan daganganku.

"Silahkan mba...mas..ini makanan khas asli Surabaya.."

Ketika aku sedang sibuk-sibuknya mempromosikan daganganku, tiba-tiba aku terkesiap karena aku melihat seorang gadis cantik berjalan mengarahku.

Dia melihat daganganku dengan rasa ingin tahu, seharusnya aku bisa menggunakan momen ini untuk mempromosikan daganganku tetapi entah kenapa aku diam saja.

Dia sepertinya menunggu seseorang untuk menjemputnya mungkin pacarnya atau suaminya?

Sudah 10 menit dia berdiri, dan selama itu pula aku hanya memandanginya.

Dia pun tersadar kalau dari tadi aku memandanginya. Lantas aku pun memberanikan diri untuk bertanya padanya.

"Tumben lama keluar gerejanya ada perjamuan ya mba?"

Gadis itu merasa heran kenapa aku sampai tahu ada perjamuan segala, mungkin dia mengira aku mempunyai keyakinan yang berbeda dengannya, sehingga raut wajahnya seperti itu.

"Eh iya mas.." Dia pun tersenyum. Dan senyumnnya manis sekali.

"Kalau saya sebentar sore baru gereja, saya gereja di GKI Emaus mba" Aku sengaja berkata seperti itu untuk menjawab keingintahuannya yang tampak dari wajahnya tadi ketika aku bilang apakah tadi ada perjamuan sehingga baru jam segini, jemaatnya baru keluar.

"Mba disini lagi nunggu dijemput suami ya?" Tanyaku hati-hati.

" Apa mas?? " Tadi mas bilang apa?"

"Iya ..mba lagi nunggu dijemput suami ya??"Tanyaku lagi, apakah karena suaraku pelan jadi dia tidak mendengarnya?

"heh?? duh...enggak mas..saya..gak..eh maksud saya masi kerja.belum..." Dia pun menjawab sambil salah tingkah.

"Ooo berarti masih single ya mba" ? Duhh kenapa aku jadi nanya gini ya?? Bodoohh..bodoohh..!!

"hehehe...ya gitulah..saya nunggu bis disini mas,,kalo naik angkot lama.."

"Terus mba udah berapa lama gereja disini?"

"2 x mas..saya baru disini"

"oo..biasa bis suka lama sih mba..ditunggu aja." Entah kenapa aku berharap bis yang ia tunggu akan lama datangnya, aku masih berharap mengobrol dengannya. Tetapi sayangnya Tuhan tak mendengar permintaanku. Bis yang ia tunggu datang juga.

"Mari mas..saya duluan ya"

Ia pun melemparkan senyuman manisnya dan pamit padaku.

Jarang-jarang ada orang yang pamit padaku seperti ini, apalagi kami baru pertama bertemu. 

Aku berharap minggu depan aku bisa bertemu dengannya lagi dan mengetahui namanya.

Dan semoga dia juga masih teringat padaku.


aHH MIMPI kau Wan..!

Aku pun meneruskan berjualan dagangannku.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dear Bantal Kesayangan (24)

Pemeran Utama (8)

Proses Peremukan