Proses Peremukan

Sejujurnya aku sedang capek sekali hari ini, ingin rasanya segera tidur, tetapi setelah mencuci muka, menyikat gigi, aku merasa segar kembali dan aku pun harus bertanggung jawab untuk tantangan yang telah kubuat yakni menulis setiap hari. Masak hanya karena aku capek aku melewatkan 1 tulisan hari ini? Maka dari itu aku memilih judul Proses Peremukan. Judul tersebut aku ambil dari judul renungan harian di buku Suluh Iman pada hari senin lalu. Sengaja aku ambil judul renungan tersebut karena isi renungan tersebut sangat menggambarkan keadaanku saat ini dan mungkin bagi kamu yang sedang membaca postingan ini, aku harap kalian juga dapat mengamati baik-baik tulisanku hari ini dan semoga bisa menjadi inspirasi serta semangat dalam menjalani proses hidup.

Nats yang diambil pada renungan tanggal 7 Oktober 2013 lalu diambil dari Ulangan 32:39 yang berbunyi demikian : Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorangpun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku.

Sebelum aku menjelaskan lebih lanjut mengenai isi renungan yang aku baca, aku ingin bertanya apakah kalian tahu lagu Bagaikan Bejana? ..Kalo lupa ini aku tuliskan liriknya 

Bagaikan bejana siap dibentuk
Demikian hidupku ditangan-Mu
Dengan urapan kuasa Roh-Mu
Ku dibaharui selalu

Jadikan ku alat dalam rumah-Mu
Inilah hidupku di tangan-Mu
Bentuklah s'turut kehendak-Mu
Pakailah sesuai rencana-Mu

Ku mau s'perti-Mu Yesus
Disempurnakan selalu
Dalam segenap jalanku
Memuliakan nama-Mu

Nah bagaimana sudah ingat?

Dalam lagu tersebut kita diingatkan mengenai kisah tukang periuk. Tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan kisah itu bagaimana tukang periuk menggunakan tanah liat untuk membuat periuk, ketika periuknya tidak sesuai dengan kemauannya maka ia meremukkan kembali periuk itu dan membuatnya dari awal.

Seperti cerita itu Tuhan kita pun seperti Tukang Periuk dan hati kita adalah tanah liatnya. Ketika kita berbuat tidak benar, Tuhan pun sengaja meremukkan kita supaya kita dibentuk dengan bentukan yang lebih baik lagi. Tetapi seringkali kita mengeraskan hati kita dan menolak proses peremukan itu. Padahal kita tahu sendiri, tanah liat yang keras tidak dapat dibentuk, begitu pula dengan hati kita. Tuhan tidak dapat memakai seseorang yang hatinya keras. Every good leader God promote, is a broken men.  Setiap pemimpin yang Ia angkat selalu orang-orang yang sudah diremukkan. Hanya orang yang berhati lembut yang dapat digunakan Tuhan karena mereka telah belajar apa artinya menjadi rendah hati dan tidak sombong dengan urapan, kepercayaan, dan pemakaian Tuhan dalam hidup mereka.

Contoh pemimpin-pemimpin yang sudah diremukkan Tuhan dan dibentuk lebih baik lagi yakni
  1. segala kemegahan Musa sebagai pangeran Mesir dan Panglima Perang harus diremukkan dulu selama 40 tahun di padang gurun Median di tengah-tengah bau kambing domba, sebelum akhirnya Tuhan dapat memakainya sebagai penyelamat Israel.
  2. Yusuf si anak juragan ternak kaya yang selalu dimanja dengan jubah-jubah yang mewah harus diremukkan dulu selama 13 tahun sebelum Tuhan dapat mengangkat dia jadi penguasa yang mendatangkan berkat. 
  3. Bahkan Anak Allah sendiri harus diremukkan selama 30 tahun hingga barulah Ia dapat memulai pelayananNya.

Lalu bagaimana dengan kita?

Aku sendiri juga sedang mengalami proses peremukan. Sudah seminggu lebih aku memasuki dunia kerja. Awal-awal rasanya menyenangkan dapat bekerja dengan baik dan mengerjakan sebaik-baiknya tugas yang dipercayakan walaupun baru dipercayakan untuk menggaris akta, menjahit akta, mengecap untuk legalisasi surat, memberi meterai pada berkas yang sudah ditandatangani. Aku memang belum diberi kepercayaan untuk mengetik dan membuat akta karena aku memang harus memulai semuanya dari pekerjaan-pekerjaan yang sudah aku ceritakan tadi. Mungkin bagi kalian ah mudah..tetapi sebenarnya pekerjaan-pekerjaan itu mempunyai maksud tersendiri dan seorang notaris memang dituntut untuk bisa mengerjakan semuanya agar suatu saat bila ia mempunyai kantor sendiri ia dapat mengajarkan anak buahnya dengan baik.

  1. Menggaris akta --> mempunyai maksud agar aku terbiasa membaca komparisi yang ada dalam akta sehingga kelak bila aku dipercayakan untuk membuat akta, aku sudah terbiasa dengan bahasa dalam akta.
  2.  Menjahit akta ---> aku bisa belajar untuk rapi dan sabar dalam menjahit akta. Diperlukan latihan yang berulang-ulang sehingga waktu yang digunakan untuk menjahit akta bisa hanya 1 menit saja. Dan rekor terlamaku dulu 10 menit 1 akta. Tetapi sekarang 4 menit saja aku sudah bisa mengerjakannnya, semoga kedepannya bisa lebih cepat dan lebih rapi.
  3. Mengecap memakai stempel --> belajar percaya pada diri sendiri bahwa itu stempel yang dicapkan adalah benar.
  4. Memberi meterai--> Tidak boleh salah letak jadi diperlukan ketelitian, tidak hanya asal tempel.

Ya itulah pekerjaanku sampai hari ini, sudah mulai agak-agak jenuh sih apalagi tadi aku dapat tugas menggunting stempel yang sudah diprint. 1 lembar bisa 50 stempel sedangkan tadi aku diberi 3 lembar. Hoaaaaaaaaaaamm..

Namun aku teringat lagi firman yang mengatakan "jikalau kamu sanggup melakukan perkara-perkara kecil maka kau akan dipercayakan untuk perkara yang besar "

Dan pekerjaan-pekerjaan yang kujabarkan tadi adalah perkara-perkara kecil yang harus aku kerjakan sepenuh hati. Aku harus melembutkan hatiku untuk mau belajar tanpa bosan, belajar teliti sehingga kelak aku bisa dipercayakan dengan perkara yang besar.

Mungkin bila saat ini kamu sedang mengalami proses peremukan dari Tuhan, aku harap kalian bisa teguh dan tetap semangat menjalaninya. Ingatlah Tuhan sedang membentuk kita saat ini, prosesnya memang sering tidak nyaman dan membuat kita hampir menyerah tetapi Ia selalu mempunyai maksud yang baik dan rancangannya tak pernah mengecewakan.

IMANUEL.

GOOD NIGHT :)
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dear Bantal Kesayangan (24)

Pemeran Utama (8)