Keturunan Orang Benar

Judul postingan malam ini aku ambil dari judul renungan yang kubaca dari buku renungan Suluh Iman. Ayat natsnya terambil dari Amsal 20 : 7 yang berbunyi "Orang benar yang bersih kelakuannya--berbahagialah keturunannya.

Membaca nats ini mengingatkanku ketika hari Selasa lalu aku datang untuk pertama kalinya ikut persekutuan sektor trenggilis di GKI Diponegoro Surabaya, cerita bagaimana aku mengikuti P.A akan kuceritakan lain waktu ya..:). Seperti biasa selesai persekutuan ada acara makan-makan dan karena aku adalah anggota baru maka banyak yang datang mengobrol denganku termasuk salah satu bapak yang kulihat dari perawakannya pertama kali ketika kubersalaman sebelum persekutuan, beliau sepertinya orang luar pulau Jawa. Ternyata benar saudara-saudara kami satu kampung halaman. Berikut percakapan singkat dengan bapak yang bernama Bapak Poly, oya ni obrolannnya pake logat NTT karena beliau tahu kalau aku orang luar Jawa ketika aku memperkenalkan nama panjangku dan tentu saja margaku. Berikut percakapan kami :

Bapak Poly : Nona lu orang Rote ju ko? 
Aku : Iya om.
Bapak Poly : lu rote apa?
Aku : Rote Ti 
Bapak Poly: Ooo beta Rote Birba, lu fam apa? 
Aku : Rafael Om, tapi mama  fam Mooy
Bapak Poly : oo..berarti lu siapanya Hein Mooy?
Aku : Ooo itu bta pung to'o om..
Bapak Poly : berarti lu cucunya opa To'e ? Hein sama adeknya Hein sapa?
Aku : Om Ronny Mooy om..
Bapak : ha iya betul..itu om yang ajar mereka dulu..
Aku : oo iya om
Bapak Poly: Iya..om kenal semua itu keluarga Mooy..adeknya Opa To'e sapa? Masih di Jakarta ko?
Aku : Opa Adrianus Mooy om,iya masih sekarang kan jadinya rektor UPH Surabaya.
Bapak Poly : Iya..iya ..om kenal baik dengan lu pung opa ...

Keesokan harinya cerita sama mama lewat telpon

Aku : Ma..kemaren aku ketemu om poly dia kenal opa...........(cerita mengulang percakapan diatas)
Ma: Iya nak, tiap orang-orang tua yang ada yang masih hidup di jaman opa, pasti kenal opa. Karena opa oma orangnya menabur benih yang baik sehingga anak cucu cicitnya yang menuai benihnya. Jadi lu bersyukur lu dilahirkan di keluarga yang baik-baik..dan lu harus bangga juga..Jadi ini sebagai pelajaran selama lu hidup banyak-banyak buat yang baik dan benar ke orang jadi kalo lu su tua lu pung anak cucu akan bangga dengan lu.
Aku : Iya ma...


Dari kedua percakapan diatas bisa dilihat bahwa memang orang yang baik terhadap orang lain meskipun dia sudah meninggal dalam waktu yang sangat lama tetapi kenangan baiknya terhadap orang-orang disekitarnya akan terus diingat. Kenangan yang baik tentang kita  adalah harta yang tak ternilai harganya, kekal, dan tak dapat tergantikan yang bisa kita tinggalkan kepada keturunan kita. Berbeda dengan warisan yang berupa barang atau uang, warisan itu dapat menjadi pemicu perselisihan antar saudara dan cepat habis.


Jadi jangan jemu-jemu berbuat baik pada sesama meskipun terkadang kebaikan kita tidak banyak orang yang tahu tetapi Bapa yang melihat kita. Ia akan mengaruniakan berkatNya bagi setiap kita yang mengasihi sesamanya. Kebaikan yang kita lakukan juga sebagai "tabungan"  untuk keturunan kita ketika kita sudah tiada.

Selamat memasuki hari Minggu ...

Tuhan memberkati kita.senantiasa  ^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dear Bantal Kesayangan (24)

Pemeran Utama (8)

Proses Peremukan