Melengkapi Hidup

Hampir saja lupa nulis untuk hari ini padahal waktu di kantor tadi sudah kepikiran apa yang akan aku tulis pada malam ini.
Tulisan ini terinspirasi dari apa yang ku kerjakan di kantor tadi siang yakni melengkapi berkas-berkas dalam akta. Cukup lama aku mengerjakannya mencari-cari berkas-berkas yang harus ada di akta yang aku kumpulkan, sehingga teman-teman kantorku khawatir dan bolak balik mengingatkanku untuk jangan kelamaan di" belakang" . Belakang yang dimaksud adalah ruangan serba fungsi, letaknya di tengah-tengah, ada banyak lemari untuk menyimpan akta, ada meja dengan kaca yang besar, kipas angin, peralatan dapur seperti piring, gelas, galon, dan ada beberapa tempat duduk untuk kami bisa mengobrol kalau kami jenuh, kami capek, dan menjadi ruang makan mendadak di saat jam siang. Mereka bilang kalau aku capek sesekali bisa kerja di depan, tapi karena aku lagi semangat-semangat mencari berkas-berkas yang dimaksud, aku hanya tersenyum dan bilang aku akan ke depan jika urusanku sudah selesai.

Aku melakukan hal itu bukan karena aku sok ingin menunjukkan aku rajin, tetapi memang sifatku jika aku dipercayakan mengerjakan suatu tugas, aku akan mengerjakan sepenuh hati. Pekerjaan membereskan serta merapikan barang merupakan keahlianku. Hal yang paling menyenangkan yakni ketika aku menemukan berkas yang seharusnya ada di akta, meskipun mencarinya butuh perjuangan juga, aku harus melihat satu persatu map-map tersebut serta mencocokkannya dengan akta yang aku pegang. Setelah 3 jam berkutat di belakang, aku pun melakukan tugas yang lain yakni menulis buku klapper. Aku harus mengelompokkan nama penghadap/orang yang diwakili sesuai dengan abjad.

Nah dari 2 pekerjaanku tadi, aku jadi berpikir bagaimana tentang kehidupan itu sendiri terutama hati kita.
Sebagai manusia, kita selalu berusaha mengisi hidup kita dengan hal-hal yang menyenangkan sehingga membuat kita "terisi".
Kita bertemu ,berteman dengan banyak orang dan beberapa di antaranya kita anggap mereka spesial. Yang aku maksud mereka disini adalah teman-teman dekat yang dekat kita. Saking spesialnya kita panggil mereka sahabat bahkan saudara kita.

Kita mengisi hari kita dengan kesibukan baik dengan pekerjaan kita yang dapat memberi kita uang maupun hoby kita yang membuat kita excited menjalaninya. Yang suka nonton film drama, biasanya terhibur dengan adegan-adegan di drama tersebut sehingga membuat kita "gila" membayangkan adegan tersebut dalam hidup kita.. Begitu pula dengan yang suka ngegame, mereka akan merasa "terisi" hidupnya bila menang dari lawan-lawannya dan bisa mencapai suatu level tertentu.

Ada juga yang merasa hidupnya "terisi" ketika ia menjalin hubungan dengan seseorang.

 Yah..semua yang kusebutkan diatas adalah sebagian cara manusia untuk melengkapi hidup. Tapi tahukah kalian semua itu dapat berubah dan hanya bersifat sementara?

Kita mulai dari pekerjaan. Bagaimana reaksi kalian bila kalian telah bekerja bertahun-tahun tetapi seketika kalian jadi pengangguran karena PHK mungkin? Apa yang kalian kerjakan sepertinya tidak dihargai, uang kalian perlahan-lahan menjadi habis dan terakhirnya (amit2 deh) kalian stress berat yang berujung pada pekerjaan yang tidak benar, contohnya pengedar narkoba?

yang suka nonton film drama, kalian jadi gak fokus dengan kenyataan yang ada. Tidak semua kejadian di hidup seperti tampak indah di film.

yang suka maen game..apa yang terjadi bila kalian kecanduan maen game?? kalian jadi tidak fokus dengan pekerjaan kalian, kuliah kalian, tubuh kalian karena saking asiknya berhadapan dengan karakter game yang membuat kalian tidak bisa beranjak kemana-mana.

Bagi yang begitu sangat mencintai seseorang dan merasa hidupnya telah terisi penuh dengan kehadiran orang tersebut bagaimana suatu saat kalo dia meninggalkanmu tanpa penjelasan, selingkuh misalnya?
Atau bagi kalian yang mengagungkan-agungkan sahabat-sahabat kalian, apa yang kalian rasakan kalo tidak sengaja /sengaja mereka meninggalkanmu karena teman-teman barunya atau mungkin kesibukannya, padahal saat itu kalian sangat membutuhkan mereka. Kalian berharap dan yakin mereka selalu ada buat kalian tetapi smua itu tidak terjadi?? Apa yang kalian rasakan?

Jujur saja bukannya aku mau sok religius dan sok mau kasih nasehat tetapi ada beberapa yang aku sebutkan diatas pernah aku alami.
Aku merasa semua yang dilakukan manusia untuk menyenangkan hidupnya seperti yang aku sebutkan diatas hanyalah kesia-siaan belaka.

Kalau kalian bertanya padaku lalu apa yang harus kulakukan untuk melengkapi hidup?

Aku akan menjawab "Carilah Tuhan dan serahkan hidupmu padaNya.

Hanya Tuhanlah yang membuat hidup kita "terisi". Ia sahabat sejati yang tak akan meninggalkanmu. Tiap keluh kesahmu, permintaanmu baik hal yang membuatmu sepele pun Ia dapat memberikanNya.
Dengan Dia, kau bisa bercerita padaNya sekehendak hatimu. Kau bisa menangis sepuasnya, bercanda denganNya, bermain denganNya.
Ia adalah Bapa yang selalu menggendong anak-anakNya.
Menopang anak-anakNya ketika kita terjatuh.
Memeluk anak-anakNya

Sebelum dirimu menulis status di jejaring sosial tentang permintaanMu kepadaNya pun Ia sudah lebih dulu tahu permintaanmu bahkan sudah mempersiapkan jalan keluarnya.
Ia juga telah rela mati di kayu salib demi menebus dosa-dosa kita. Dosa-dosa yang selalu kita lakukan berulang-ulang pun Ia akan mengampuninya bahkan ketika kita membaca FirmanNya Ia dapat memberi kita kelegaan serta teguran yang membuat kita sadar untuk tidak melakukan apa yang Ia tidak suka.



Nah teman-teman ini adalah ceritaku hari ini, bukannya mau sok menggurui tetapi aku hanya ingin berbagi.
kiranya kasih Tuhan senantiasa menaungi kita ya...:)
selamat beristirahat :)
Gbu ^_^








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dear Bantal Kesayangan (24)

Pemeran Utama (8)

Proses Peremukan