Bitter Story
Seharusnya aku sudah tahu dari awal
kalo kisah ini akan berakhir seperti ini semenjak aku mendengar nama wanita
itu.
Nama wanita yang selalu disebut dan
mendapat pujian dari Priaku ketika kami sedang berbicara di telpon atau saat kami bertemu membahas pekerjaan
kami.
Aku pernah beberapa kali bertemu
dengannya jika aku sedang berkunjung ke
kantor Priaku. Sesekali aku mengajak mengobrol dengannya, harus kuakui wanita
itu mempunyai kepribadian yang menarik dan menyenangkan. Tak heran bila Priaku
menaruh kepercayaan lebih padanya dibandingkan pegawainya yang lain.
Awalnya aku tak menaruh curiga pada
hubungan kerja antara Priaku dan wanita itu, karena sedari awal kami membangun
hubungan, kami membangunnya atas dasar kepercayaan. Jika tak ada kepercayaan
maka mustahil kami bisa merayakan first anniversary kami, apalagi kami jarang
bertemu karena lokasi tempat tinggal dan lokasi pekerjaan kami yang berjauhan.
Namun lama-lama firasatku terusik
ketika sudah beberapa kali Priaku salah menyebut namaku dengan nama wanita itu.
Hingga pada suatu saat aku melihat mereka berdua sedang makan bersama di kantor
Priaku itu. Pandangan Priaku sangatlah berbeda ketika mereka saling memandang,
dulu pandangan itu milikku, milikku!!
Aku marah! Aku tidak terima! Priaku
berusaha menenangkanku tetapi tidak berhasil. Aku berlari sekuat tenaga hingga
sebuah mobil hampir menabrakku. Aku pingsan dan ketika aku sadar aku sudah
berada di kamar Rumah Sakit.
Priaku adalah orang pertama yang
aku lihat ketika mataku mulai terbuka sebagai bentuk reaksi aku sudah mulai
sadar.
Tapi yang terjadi adalah aku
mengusirnya dan aku tak mau melihat wajahnya lagi maupun wanita itu.
Beberapa bulan kemudian, aku
melihat undangan yang beredar di dunia maya bahwa mereka akan menikah.
Ketika kisah ini ditulis kuteguk kembali
kopi hitam yang sudah kuseduh untuk diriku sendiri. Kopi yang selalu menjadi
favorit Priaku setiap kali ia datang mengunjungiku.Kopi yang rasanya pahit sepahit
kisahku dengannya.
Komentar
Posting Komentar