MENANTI (Chapter 9)
Chapter 9
Kita Jatuh Cinta
“ Dia bukakan pintu hatiku yang lama
tak bisa percaya kan cinta hingga dia disini memberi cintaku harapan”
(Dia, Maliq & D’Essentials)
Jakarta,5 Juli 2014
Sudah lama rasanya aku tak mendengar suara gelak tawa
anak-anak disini dan bagaimana bersemangatnya mereka menjawab semua pertanyaan
yang aku berikan kepada mereka, bahkan saking kangennya mereka padaku, mereka
menahanku untuk tidak pulang cepat padahal jadwal mengajarku sudah selesai dari
2 jam lalu.
“Gimana
rasanya ketemu mereka lagi?” Rey menghampiriku ketika ku sedang membereskan
ruangan dan ia turut membantuku membersihkan ruangan mengajar kami.
“Ya
senenglah Rey..udah lama banget ya gw gak kesini..” sahutku sambil memandangi
ruangan yang beberapa jam lalu ramai dengan kehadiran anak-anak.
“Ayu
sampe gak mau pulang tuh tadi..katanya masih kangen sama lo..”
“hahah..iya
yaa..tapi kalo dia gak pulang, emaknya bakal nyariin dia..ntar kita lagi yang dicariin..bisa
gawat..” Aku pun mencari tempat duduk karena kelelahan dan Rey pun mengikutiku
duduk disebelahku.
“How’s
life Kin..”
“I’m
fine Rey..”
“gimana
kabar Abi?”
“kayaknya
sih baik..”
“koq
jawabnya gitu?”
“gw
udah seminggu ini gak ketemu dia Rey..”
“mang
dia ga kemana?”
“ada
meeting di luar kota..”
“emang
kapan terakhir kalian kontak?”
“ya
waktu dia mau pergi itu..gw sih nelp dia tapi gak diangkat mulu..sms sih
dijawab tapi singkat cuma..”ya” “ok” good night” padahal tuh ya sms gw udah
panjang..emang apa salahnya jawabnya agak panjangan juga gitu, dulu Ang..….ah
udahlah..! gak usah dibahas!”
“hahaha…hayo
dulu Angga kenapa…lo kan tau Angga sama Abi mereka tu beda banget, jadi gak
perlu dibandingin....”
“hmm
iya sih gw tahu itu..tapi masak dia gak kangen gw sih..masak pagi sampe malam
rapat mulu?”
“ckck..lo
koq jadi kayak anak kecil gini sih Kin..ayolah kalian berdua tuh udah sama-sama dewasa..”
“gak
tau gw juga bingung jadi uring-uringan gini..makanya daripada gw stress mending
gw kesini..seneng gw bisa ngajar lagi…”
“lo udah jatuh cinta banget ya sama Abi..”
“hmm
gak tau deh Rey..perasaan gw ke dia itu apa..gw nyaman banget ma dia sejak
pertama kali kami bertemu, Abi itu orangnya baik banget dan dia bisa menempatkan
dirinya sebagai atasan gw dan kekasih gw..itu yang bikin gw respect ma dia ….ahh
tuh kan gw jadi cengeng gini..” aku pun menghapus air mataku yang tiba-tiba
mengalir.
“duh
susah ya ngobrol sama orang yang kangen berat…haahha”
“hahaa
sialan..…gara-gara lo sih..hmm Rey..tapi koq gw jadi pengen resign ya dari
kantornya dia..”
“hah?!
Mang kenapa?”
“gw
gak ga enak sama temen-temen kantor gw..”
“iih..cuekin
aja lagi..emang selama ini Abi gimana?”
“ya
dia sih professional..kalo di kantor ya dia perlakukan gw seperti staff
lainnya, cuma tetap aja ada yang ngomong di belakang kalo gw pasti
diistimewakan..”
“terus
kenyataannya gimana?”
“ya
kenyataannya dia professional..kalo dia gak suka ma kerjaan gw ya dia bilang dan
gw terima itu..”
“kalo
gitu kenyataannya ya lo gak usah denger kata orang-orang itu..sirik kali
tuh..gak usah ditanggapinlah Kin..gak guna..”
“iya
sih..thanx ya Rey..”
“Yoi..eh
Kin kita pulang yuk ..lo udah selesai kan beres-beresnya?”
“udah
koq..”
“eh bentar Kin..lo tunggu sini ya..gw mau ke
WC dulu..kebelet nih..”
“haha
okok, cepetan ya sepi banget disini.”
“atau
lo mo ikut gw ke WC..tunggu di depan..”
“aah
ogah..gw tunggu sini aja..ya udah buruan..”
20 menit berlalu ..
Aku mulai merasa curiga Rey gak balik-balik dari WC dan aku
bermaksud mencarinya di luar tetapi tiba-tiba listrik mati,hawa horror pun
menyergapku.
“Rey..rey…lo
dimana sih…! Awas lo Rey..lo jangan ngerjain gw ya…”!!
“Rey….!...aaahh
lama amat sih..lo pipis apa p*p sih..! aku pun mulai gusar sendiri.
Aku
pun memanggil manggil nama Rey..dan tiba-tiba keramaian pun menyergapku.
Di
kegelapan itu aku berusaha mengenali suara-suara yang tak asing bagiku lalu
perlahan-lahan aku pun mengenali
wajah-wajah mereka dari lilin-lilin yang dibawakan segerombolan anak-anak.
HAPPY
BIRTHDAY TO YOU..
HAPPY
BIRTHDAY TO YOU..
HAPPY
BIRTHDAY..HAPPY BIRTHDAY..HAPPY BIRTHDAY Ka’ Kinan……..
Mereka
pun bernyanyi dengan kompaknya dan yang membuatku terharu mereka masih mengingat
hari ulang tahunku. Ditambah lagi yang membuatku merasa terkejut adalah
kedatangan Abi, seakan sudah direncanakan satu persatu anak-anak itu membuka
barisan untuk memberi jalan pada Abi.
“Happy
Birthday Dear…” Abi pun memberi bunga padaku dan mencium keningku.Aku pun masih
setengah sadar dengan kejadian yang aku alami.
Lampu
pun kembali menyala dan ternyata itu kerjaan Rey yang mematikan saklar.
Aku
pun menyesuaikan mataku dengan terangnya lampu serta masih shock dengan
surprise yang diberikan Abi dan anak-anak muridku.
“cieee
ka Kinan………..” Ayu pun menggodaku dan sontak membuatku sadar kembali.
Aku
pun otomatis menjaga jarakku dengan Abi karena tadi jarakku dan dia begitu
dekat.
“Selamat
ulang tahun Ka’ Kinan..maaf ya kami cuma bisa kasih ini..” Ayu dan anak-anak
lain pun mendekat padaku dan memberi kue ulang tahun dengan lilin yang masih
menyala..”
“Nah
sekarang ditiup dong lilinnya..” Abi pun tersenyum padaku.
Mereka
pun lagi-lagi menyanyikan lagu tiup lilin, dan aku pun mengucapkan permohonanku
dalam doa lalu meniupnya. Setelah peniupan lilin, aku pun memotong-motong kue
untuk dibagikan ke anak-anak kecuali Abi dan Rey.
“loh
Kin..kue gw mana..”
“ogah..males
gw ma elu..seneng lo liat gw ketakutan tadi..” jawabku dengan juteknya.
“koq
gw yang disalahin sih..tuh idenya dia..” Rey pun memberi kode ke Abi.
“Jadi
kalian udah kompak ya ngerjain aku..”Aku pun melirik tajam ke arah Abi.
“Yaa
maaf deh sayang..tadi tuh aku…..,”
“Ah
sudah-sudah..ni kue buat kalian berdua”..aku pun menyuapi mereka sekaligus
dengan potongan yang rada besar agar mereka tidak komentar lagi. Melihat mereka
kesusahan memakan potongan kue yang besar itu menjadikan hiburan buatku.
Aku
merasa ulang tahunku kali ini benar-benar spesial dengan kehadiran mereka
terutama dengan kehadirannya di hidupku.
Kehadirannya
sanggup membuatku percaya lagi akan cinta…
˜˜˜˜
“koq
dari tadi diem sih?” tanyanya ketika kami sudah didalam mobil.
“hmm
lagi males ngomong..”jawabku ketus
“masak
yang lagi ulang tahun..mukanya ditekuk sih..aku kan kangen sama senyum kamu..”
“oo
kangen juga ya…”
“haha..ya
iyalah aku kangen sama kamu..” tangannya pun mengacak-acak rambutku.
“ihhh
rambutku ntar rusak, kita mau kemana nih” jawabku sambil mengelak dan
mengalihkan pembicaraan.
“rahasia
dong…” Ia pun tersenyum jahil.
“awas
ya kalo macem-macem…!” ancamku.
“aku
maunya 1 macem aja koq..ya itu kamu…” jawabnya cepat dengan mengerlingkan
matanya menggodaku.
Gimana
mau lanjutin aksi ngambekku yang gak jelas gini, layaknya seperti pertandingan
aku sudah kalah telak dengan jawaban-jawabannya dan luluh dengan segala kenyamanan
berada di dekatnya lagi.
“Oya
sayang..kita isi bensin bentar ya..aku juga mau ambil uang di atm situ, kamu
tunggu sini bentar ya…” ujarnya memberhentikan mobil di Pom bensin lalu
bersiap-siap keluar.
Tak
lama dia mengetuk-ngetuk jendelaku, dan aku membukanya.
“ada
apa la….” Aku pun terkejut serta tak melanjutkan ucapanku karena ia tiba-tiba
mencium rambutku serta mengacak-acaknya lagi.
“masih
marah?” tanyanya dengan wajah yang benar-benar membuatku merasa beruntung
memilikinya.
“enggak
koq…” Aku pun menghadiahkan senyumanku.
“nah
gitu dong..udah ya aku kesana dulu..” ia pun berlari-lari kecil kearah swalayan
kecil untuk mengantri di atm.
“Iyaaa
cepetan….”
Selagi
menunggu di mobil aku pun bermain hape tetapi karena aku ingat kalo di Pom
bensin sebaiknya gak boleh main hape aku pun memilih channel radio untuk
mendengarkan lagu yang enak untuk didengar, sembari mendengar radio, tanganku
pun iseng membuka dashboard mobilnya, siapa tahu ada cemilan yang bisa dimakan.
Dan
ternyata tak seperti dugaanku, aku melihat sesuatu yang tersembul dari
bungkusan koran. Ragu-ragu aku ingin melihatnya, di satu sisi aku dan Abi sudah berjanji untuk menghargai ruang pribadi
kami, disisi lain aku penasaran dengan apa yang disembunyikannya dariku.
Lama
kelamaan rasa penasaran itu membuatku membuka bungkusan koran itu.
Lama
aku terdiam melihat benda yang sekarang ada di tanganku. Air mataku tiba-tiba
mengalir tanpa seijinku, ternyata masih banyak rahasia yang ia sembunyikan
dariku.
Ok.Aku
mengerti sekarang.
Komentar
Posting Komentar