Filosofi Kopi ala Pak Kus

Ah sudah lama rasanya tidak berbagi..dan aku baru menyadari di bulan November ini aku belum menulis apa-apa. Beruntungnya aku masih diingatkan oleh saudariku Ris yang sekaligus partner menulisku ketika kami menantang diri kami untuk menulis selama sebulan penuh di bulan Oktober lalu. Dia mengirimkan pesan lewat FB  'ka, koq udah lama gak nulis?' dari pertanyaan itulah aku seperti dibangunkan dari "tidur"ku. Jujur saja selama aku memasuki dunia kerja, waktu untuk berbagi dan bercerita sebenarnya ada bahkan ide-ide bercerita pun banyak cuma kendalanya aku masih belum menemukan cerita yang mana yang harus kutulis dan aku bagikan selain itu godaan untuk nonton drama Korea lebih besar daripada meluangkan waktu untuk menulis hehehe...:). Menulis bagiku bukan sekedar hanya untuk berbagi cerita saja tetapi aku ingin mereka yang membaca tulisanku bisa mendapat inspirasi dan semangat jadi ya aku tidak mau hanya sekedar menulis.
Nah itu pengantar dariku dan mari aku ceritakan kenapa judul "Filosofi Kopi ala Pak Kus" kujadikan judul tulisanku hari ini.

Istilah Filosofi Kopi sendiri aku ambil dari judul kumcer Dewi "Dee" Lestari salah satu penulis favoritku dan Pak Kus yang lengkapnya Pak Kustadi adalah dosen S1 ku di FH UKSW, beliau adalah dosen pembimbing skripsiku yang membimbingku selama 5 bulan menyelesaikan skrispsiku. Aku memilih judul Filosofi Kopi ala Pak Kus karena aku ingin berbagi pengalamanku menerapkan "Filosofi Kopi" ketika ku menghadapi momen-momen terpenting dan berharga bagiku.

Pada tahun 2010 tepatnya tanggal 10 November 2010 adalah salah satu hari bersejarah bagiku karena pada hari itu aku menghadapi ujian skripsi. Sebenernya sih skripsiku sudah selesai sejak awal bulan Oktober tetapi karena menunggu akreditasi fakultasku yang rencananya akan keluar menjadi A maka aku dan teman-temanku menunda untuk memasukkan skripsi kami ke Tata Usaha. Ketika akreditasi fakultas sudah keluar dan jelas yakni terakreditasi menjadi A maka kami pun bersiap-siap untuk ujian. Dosenku yang bernama Pak Kustadi memberi pesan padaku bahwa aku harus belajar baik-baik dan mendalami skripsiku sekitar 2 minggu sebelum aku dan teman-temanku ujian, kalau pesan itu sih dalam hati aku bilang yah kalo itu mah pasti aku bisa lakuin tetapi seperti membaca pikiranku, dosenku pun menambahkan lagi "kalo belajar mending jauh-jauh hari, perdalam teori serta rumusan masalah yang sudah kamu jawab di bab analisamu sampe nglothok bener-bener (maksudnya ngerti sengerti-ngertinya), tapi kalo sudah H-1, kamu simpan buku-buku dan skripsimu, tenangkan hati dan pikiranmu supaya besok tidak gugup. Mendengar perkataan itu aku jadi sedikit bingung loh bukannya H-1 itu mang saaatnya harus tetap belajar ya? tapi aku gak berani berkomentar jadi aku diam saja serta mengiyakannya. Pak Kustadi pun sepertinya bisa membaca pikiranku lagi lalu ia memberikan perumpamaan supaya aku mengerti apa yang beliau maksudkan untuk tidak belajar menjelang H-1. 
"Jadi gini ya nak..ibarat membuat kopi kalo kamu seduh dengan air panas pasti biji-biji kopi itu akan ikut terangkat, jadi biasanya orang akan menunggu sebentar untuk meminumnya dan memastikan ampas yang ikut bersama biji kopi itu sudah terendap didasar cangkir sehingga kopi akan terasa nikmat, nah begitu pula dengan ujian, kamu harus mengendapkan rasa kuatirmu serta teori-teori yang telah kamu pelajari itu sehingga hatimu bisa tenang menghadapi ujian nah caranya terserah kamu yang penting H-1 jangan nyentuh buku-buku maupun skripsimu lagi apalagi menjelang ujian..itu saran dari Bapak dan Bapak percaya kalo kamu lakukan pasti berhasil". Ini pesan Bapak ketiap mahasiswa bapak yang bimbingan dengan bapak, banyak yang berhasil tetapi ada pula yang tidak menerapkannya sehingga dia gugup waktu ujian.

Mendengar perkataan itu aku pun bertekad untuk melakukannya, beberapa minggu sebelum ujian aku benar-benar belajar dengan tekun. Ketekunan itu sampe membuat teman-temanku bilang aku sok-sokan karena ya itu kemana pun aku pergi meskipun aku sedang nongkrong dengan teman-teman bimbinganku yang lain aku selalu membawa skripsiku dan membacanya sekilas.  Dan ketika H-1 ketika teman-teman bimbinganku yang lain datang ke dosenku untuk minta diberi pelatihan ujian, aku malah nyalon dan foto-foto di salon sehabis creambath. Sampe ada yang bilang "ya ampun ni anak besoknya ujian malah nyalon.. ckck.".ya aku gak bisa komentar apa-apa sih emang rada aneh memang, biasanya kalo orang besoknya ujian dia malah belajar setengah mati tapi aku sebaliknya nyantai dan narsis di salon hahhaaa..tapi ya sudahlah. Singkat cerita tenyata apa yang disarankan dosenku itu benar-benar membuatku berhasil mengalahkan kegugupanku ketika aku ujian. Aku bisa tenang dan berpikir jernih menjawab pertanyaan demi pertanyaan oleh 2 dosen pengujiku yang termasuk dosen yang rumit. Satu setengah jam full aku berada di ruang ujian dan puji Tuhan aku mendapat nilai yang pantas untuk skripsiku itu. 

Filosofi itu pun aku terapkan juga ketika aku akan menghadapi ujian masuk S2ku, ujian tesisku dan terakhir Ujian Kode Etik Notaris (UKEN) 2013 di Jakarta pada tanggal 6-7  November 2013 lalu. 
Ada cerita  menarik ketika aku menerapkan filosofi ini pada UKEN lalu. Pada tanggal 6 November 2013 diadakan pembekalan materi untuk ujian keesokan harinya tetapi itu sudah dihitung hari ujian dan menaati tata tertib ujian. Pembekalan itu dimulai dari jam 8 pagi hingga jam 6 sore tetapi namanya juga Jakarta dimana jam-jam itu aku dan teman-teman harus bersaing mendapat taxi untuk pulang ke hotel kami. Badan lelah,capek dan ngantuk apalagi besoknya Ujian tertulis dan lisan maka kami memutuskan untuk memesan makan cepat saji yang bisa diantar. Setelah makan malam aku pun mandi air hangat lalu tidur secepatnya. Teman sekamarku Widya yang darahnya 1/2 Jawa, 1/2 orang NTT tetapi logatnya NTT abiss...biasanya kami memanggilnya ma'ce padahal itu julukan itu untuk mama-mama Papua.(.ah sudah-sudah cukup infonya) balik lagi ya..nah temenku itu pun memasang alarm jam 4 pagi dan ia berniat untuk belajar. Keesokan harinya aku pun terbangun sebelum alarmku berbunyi dan temanku ternyata sudah bangun untuk belajar, sedangkan aku malah mandi jam 4an, setelah mandi aku dandan dan temanku itu masih belajar. Dia sampe bilang dengan logat NTT "hoi va..jam segini lu su dandan? pasti lu su belajar mati aaa.." . Mendengar perkataanya aku hanya tersenyum saja dan bilang percuma juga aku belajar hari ini malah bikin tambah gugup. Jam 5 tepat, aku sudah selesai berdandan dan kelaparan padahal restoran hotel buka jam 05.30 jadi ya aku menunggu sebentar di kamar sedangkan temanku pun mandi. 

Waktu pun berjalan dan 05.30 pun aku segera turun untuk sarapan. Aku hanya memakai kaos dan celana pendek saja walaupun mukaku sudah make up. Sesampainya disana aku jadi orang pertama yang memasuki restoran itu dan juga cewek pertama yang sarapan dengan wajah yang sudah bermake up. Banyak cowok-cowok dan bapak-bapak peserta yang akan sarapan melihatku dengan keheranan karena aku memang tidak bawa materi tetapi malah sarapan dengan nyantai sambil nonton acara gosip yang diputer di TV restoran itu. Ketika jam 06.00 cewek-cewek peserta pun mulai turun dan sarapan tetapi aku sudah selesai dan kembali ke kamar. Sesampai di kamar, temanku masih sibuk mengurus rambutnya untuk dicurly, ketika dia sudah selesai dan mau sarapan aku malah gantian catokan untuk merapikan rambutku serta mengganti kaosku dengan kemeja yang sudah aku persiapkan untuk ujian.

Ketika sudah waktunya berangkat ke tempat ujian, aku melihat banyak peserta yang masih membawa materi pembekalan kemaren untuk belajar di tempat ujian bahkan teman-temanku masih sibuk belajar di dalam taxi sampe-sampe aku tergoda untuk membacanya tetapi ya itu udah gak bisa masuk otak lagi. Sesampainya di ruang ujian, aku kira aku peserta yang terlambat masuk ruangan karena ruangan sudah penuh dengan peserta, aku pikir sepertinya mereka sengaja berangkat awal agar bisa belajar didalam ruangan. Dan sepertinya aku satu-satunya peserta yang tidak membawa materi satu pun, aku hanya membawa tas berisi perlengkapan alat tulis, kartu identitas, dompet, hp udah itu aja. Alhasil di dalam ruangan itu aku hanya melihat mereka belajar dan tergoda lagi untuk belajar maka aku pun meminjam sebentar materi dari peserta yang duduk sebelahku, dari raut wajahnya sih sepertinya dia heran dan cukup terganggu aku pinjam materinya sehingga belum sempat 5 menit aku baca, dia minta kembali materinya, aku mah cuek-cuek aja dan bilang terima kasih sudah dipinjamkan. Aku pun menenangkan pikiranku dengan terus berdoa, menghirup udara dalam-dalam serta menghembuskan secara perlahan. Terima kasih pada Tuhan, aku bisa menjawab soal-soal itu dengan baik, meskipun aku belum tahu hasilnya bagaimana tetapi aku yakin Tuhan selalu berperkara dalam hidupku dan rencana Tuhan pasti baik

Aku berterima kasih pada filosofi kopi ala pak Kus yang selalu aku terapkan ketika aku menghadapi peristiwa-peristiwa penting dalam hidupku. Memang tidak setiap orang dapat menerapkannya karena pasti akan menuai banyak komentar seperti yang aku alami  dikira sok-sokanlah apalah..tetapi selagi kita dapat mengetahui apa yang terbaik untuk kita ngapain juga harus dengerin komentar orang yang membuat kita jadi gak percaya diri. Saranku bagi yang mau menerapkan filosfofi ini tetaplah tersenyum dengan komentar-komentar miring orang lain, ga usah terlalu didengerin dan masukin ke hati karena kesuksesan itu kita yang raih bukan mereka. Kita yang akan mengalami hasilnya bukan mereka. 

Sekian ceritaku di hari minggu ini..:)
selamat memasuki minggu yang baru yaaa....
SEMANGAATTTTTTTTTTT!! :D


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dear Bantal Kesayangan (24)

Pemeran Utama (8)

Proses Peremukan