Cemburuku Cintaku..

Hujan deras sedari pagi seolah menyambut kedatangan  hari baru di tahun yang baru ini, meskipun sudah memasuki hari kedua di bulan pertama ini, aroma sisa-sisa penyambutan Tahun yang baru masih terasa.  Aroma tanah basah serta kesejukan yang dibawa oleh hujan membuatku tidak ingin beranjak dari tempat tidur ini, kalau saja aku masih hidup sendiri, pastinya aku masih melanjutkan tidurku sampai siang hingga perutku berbunyi tanda kelaparan.
Namun kini ada sesosok pria yang berada di sampingku, yang sudah bangun dari beberapa jam lalu untuk membaca 2 jilidan copy yang tebalnya bisa untuk melempar anjing tetangga kami sampai pingsan, mau tak mau sebentar lagi aku harus menyiapkan sarapan untuknya.

"Ney..gak capek apa matamu  baca halaman sebanyak itu?" tanyaku sambil meletakkan kepalaku di bahunya sambil tetap selimutan.

"Capek sih Hon...tapi ya harus gimana lagi..aku harus baca ini untuk persiapan persidangan minggu depan.."

"Emang kasus apa sih..? serius banget bacanya..." aku pun mencoba untuk membaca tulisan-tulisan kecil itu tapi sulit karena mataku yang tak bisa membaca jarak dekat, mau ngambil kacamata di meja pun rasanya malas sekali.

"Ini kasus perceraian Hon.."

"perceraian?"

"iyaa..kamu masih ingat Brenda gak...?"

"Brenda??.....ooooooooooohhh! Brenda mantan kamu bukan yang dulu kamu jemput di bandara tanpa kasih tahu aku???!"

 "bukan ga kasih tahu kamu Ney...tapi belum sempat kasih tahu kamu..."

 "alahh sama aja..emang kenapa dia?"

"dia sekarang klienku"

 "klien? koq kamu gak bilang aku sih?"

"nah ini udah kan?"

"telat"

"kamu cemburu ya?"

"enggak..."

"bohong..."

"ngapain harus bohong? dan kenapa harus cemburu..please deh...gak bangett!"

" kata orang kan cemburu tanda cinta Hon...jadi kamu gak cinta dong sama aku.."

"denger ya Sat..cemburu itu sebenarnya rasa tidak aman dari salah satu pihak ke pihak lainnya, dan aku tidak merasa seperti itu..jadi ga da tuh namanya cemburu-cemburuan..ihh cape dehh.."

Sambil berbicara seperti itu, aku pun mulai bersiap-siap untuk meninggalkan tempat tidur, mandi dan bersiap menelpon sahabatku untuk ke kafe tentu saja untuk curhat. Gila aja aku bisa memberi pernyataan bijak itu tanpa merasakan sakit, air mataku seakan mau tumpah tapi ku tahan.

Brenda itu salah satu mantannya Satria,  yang hampir saja merusak pertunanganku dengan Satria. Satria pernah menjemputnya di bandara lalu mengajak aku untuk makan bertiga.
Suasana awkward tentu saja merusak moodku untuk makan, karena wanita itu selalu tahu makanan kesukaan Satria dan bercerita bagaimana mereka dulu ketika jaman sekolah dulu. Saat itu aku seperti penonton yang melihat mereka sepasang kekasih bernostalgia. Sejak kejadian itu aku mendiamkan Satria selama sebulan dan dia seperti kebakaran jenggot menelpon serta mencariku kesana kemari.

Puncaknya ia menelponku lewat telepon kantor berpura-pura sebagai klien yang hendak mencariku untuk komplain masalah akta yang ia buat, berawal dari itulah kami berbaikan kembali hingga kami memutuskan untuk menikah.


"kamu mau kemana? ke dapur yaa?? duuhhh pas banget aku lapar banget nih..."

"maless......masak aja sendiri....udah ah aku mau mandi.. " aku pun membelakanginya lalu bersiap mengambil handuk.

Tiba-tiba aku merasakan  tarikan dari belakang tubuhku, ia memelukku dari belakang dengan erat. Dengan berbisik lirik ia berkata "maafin aku ya Hon..aku gak maksud untuk bikin kamu cemburu...aku janji aku gak akan macem-macem..."


"kan aku bilang aku gak..........."


"ssstt...."ia pun makin mengeratkan pelukannya lalu membalikkan tubuhku menghadapnya...


 "aku janji apapun yang aku lakukan aku akan bilang ke kamu..."


"basi..udah sering aku dengernya.."


"jangan marah dong Hon...pleasee aku janji koq..serius ini...udahan ya marahnya, aku susah kalo kamu diemin aku lagi kayak waktu itu..please.."

Melihatnya memohon seperti itu, aku tidak tega meneruskan aksi marahku.

"Iyaaa....aku gak akan marah dan diemin kamu...janji deeh..."

"nahh itu baru istriku"....muachhh.muuachh..ia pun menghujaniku mukaku dengan ciumannya..

"hahah iyaa..iya udah ah..."

"eh masih hujan nihh. Hon..."


"terus?" jawabku dengan polosnya.


"ah masak kamu gak tahu sih.." jawabnya sambil mengedipkan salah satunya matanya.


"oooooohh bikin indomie ya..." aku pura-pura tidak tahu kodenya dan segera bersiap-siap kabur.


"ooh gitu yaa.....hmm....."


"apa..apa...mau apa kamu...hahaha..." aku pun siap berlari tetapi bodohnya aku lupa mengambil kacamataku...


                                                                            ***







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dear Bantal Kesayangan (24)

Pemeran Utama (8)

Proses Peremukan