MENANTI (Chapter 5)



Chapter 5
Kamu Lagi
“ engkau ada dengan setangkai cinta tak termiliki..”
(Tak Termiliki, Rossa)


Jakarta, 14 Maret 2014

Sudah lama aku tidak bermimpi tentangmu, tapi entah semalam tadi kamu datang lagi Ngga.
Aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu sekarang, tapi aku harap kamu dalam keadaan yang baik-baik saja.


Trrt…trrttt

“Hmm iya selamat pagi..”
“Ini Kinanthi ya?”
“Iya betul.maaf ini saya berbicara dengan siapa ya?”
“Saya Siska, kakaknya Rey..masih ingat?”
“Siska? Hmm duh yang mana ya mba’? kakaknya Rey yang kembar itu bukan?
“Haha iya..Saya Siska, yang dulu kamu kira saya Saskia di pesta nikahannya  mba’ Ratih...masih ingat?
“Ohh iya..iya inget koq..ini mba’ Siska yang kerja di Wedding Organizer yang terkenal itu ya..apa kabar mba’? Koq tumben telpon saya pagi-pagi gini?”
“haha.betul—betul..haduh Kinan.terkenal apanya, kamu mujinya berlebihan deh..”
“Enggak berlebihan koq mba’..emang kenyataan koq..ngomong-ngomong ada apa nih Mba’ telpon Kinan pagi-pagi gini?”
“Gini nih..Mba’ mau minta tolong sesuatu sama kamu..boleh gak?”
“Minta tolong apa ya Mba?”
 “Gini loh Kinan..mba’ hari ini ada janjian sama klien jam 4 sore ntar, nah tapi pegawai mba’ yang biasa ngurusin dekor itu masih gak bisa masuk sampe hari ini, dia bilang dia sakit dan musti dirawat di RS padahal bagian kerjaan dia itu penting banget..nah makanya mba’ minta tolong bisa gak Kinan bantuin dekor? Nanti mba’ ngasi arahannya musti gimana..gak banyak koq Kinan..pasti kamu bisa…”
“Aduh mba’ saya belum pengalaman kalo dekor untuk acara nikahan, kalo acara ulang tahun kecil-kecilan mah Kinan masih bisa..”
“Jangan merendah gitu ah..dicoba aja dulu...gak papa koq..kan bisa dijadiin pengalaman, tenang aja ntar Mba’ pasti bantu..semua perlengkapan dekor udah ada koq tinggal dirangkai sesuai desain yang mba’ buat..soalnya Mba’ gak tau mau percaya sama siapa lagi..dan Rey pernah promosiin kamu ke Mba’ kalo kamu bisa bantu dekor..tolongin Mba ya Kinan..nanti masalah komisi Mba bisa atur deh..gimana? please…udah mepet ni waktunya”
“haha masalah komisi belakangan aja deh Mba’..tapi Mba’ yakin nih kalo Kinan bantuin Mba’ bantuin dekor? Kinan gak PD mba’ takutnya malah jelek dekornya..”
“Kalo mba’ gak percaya kamu ngapain mba’ telpon pagi-pagi gini…ayolah Kinan bantuin Mba’
“Hmm ok deh..jam berapa Kinan musti ke lokasi? Smsin tempatnya ya Mba”
“Ntar jam 11 ya..mba’ sms lokasinya..makasi banyak ya Kinan ..”
“Hah??! Jam 11 duh Mba gak bilang dari tadi..”
“Hhaha mepet ya..ya udah gak apa-apa kalo telat, Mba’ masih di jalan juga koq mungkin sejam lagi baru nyampe..”
“Ow ok deh..see u Mba’
“Iya Kinan makasi ya udah mau bantuin oiya ntar masalah komisi Mba pasti kasih deh..”
“Aahh itu mah gampang..Mba’ lihat dulu hasil kerja Kinan..”
“Kalo gitu bicarain nanti ya…see u too Kinan..”

˜˜˜˜
Gedung Ritakencana, 11.00 WIB.
Ku melangkahkan kaki memasuki gedung ini dan aku merasa ada sesuatu yang membuatku merasa hari ini akan berbeda dengan hari biasanya. Suasana hiruk pikuk orang-orang yang ada di dalam gedung ini membuatku pusing dengan keramaian. Aku tahu mereka adalah pegawai-pegawai W.O Mba’ Siska yang sedang sibuk mempersiapkan ballroom gedung ini menjadi tempat yang paling yang tak terlupakan bagi calon pengantin, maupun tamu-tamu yang akan hadir diacara pernikahan esok. Nyaliku pun ciut seketika karena aku dipercaya mba’ Siska untuk membantu dekorasi acara pernikahan ini apalagi aku tahu bisnis W.O mba’ Siska sudah banyak dikenal hampir seantero Jakarta. Bisa-bisanya dia mempercayai aku yang belum berpengalaman untuk menjadi koordinator dekorasi acara nikahan sebesar ini?? Tapi sebentar-sebentar sepertinya aku melewatkan sesuatu, tapi apa ya???

“Oi..datang-datang udah ngelamun..ayo bantuin Mba’ kerja…” Tiba-tiba punggungku ditepuk halus oleh si empunya W.O.
“Hahaha..gak ngelamun koq Mba..cuma jadi ngerasa minder aja Mba’ minta tolong Kinan untuk bikin dekor di acara sebesar ini..”
“Nyantailah Kinan..ntar Mba’ kenalin ke klien Mba’ siapa tau kamu bisa ngobrol-ngobrol bentar dengan mereka dan mereka bisa nyumbang ide juga..Mba’ takutnya ada perubahan juga dari mereka apalagi waktunya mepet gini…”
“Oya ngomong-ngomong klien Mba’ datang kapan? Kinan jadi deg-degan sendiri…semoga Kinan bisa ngebantu mereka..dan mereka puas dengan hasil kerja Kinan nanti..”
“Tenang aja Kinan..Angga dan Sandra itu klien Mba’ yang baik koq..Mba’ udah pernah ketemu mereka 2 kali, waktu..…..…eh tuh mereka udah datang, koq cepat ya..”
“Siapa mba? Angga?” Benar-benar aku tak mempercayai indra pendengaranku saat ini dan aku ingin Mba’ Siska mengulanginya sekali lagi ketika aku menyebutkan nama Angga dengan nada tak percaya.
“Iya nama mempelai pria namanya Angga..tuh dia yang pake baju merah..” refleks ku menoleh kearah yang ditunjukkan oleh Mba’ Siska dengan pandangannya. Dan ternyata benar inilah jawaban atas perasaanku yang tidak enak ketika memasuki gedung ini.
Dia yang telah lama tak pernah kudengar kabarnya
Dia yang semalam hadir lagi di mimpiku.
Dia yang pernah mengucapkan kata cinta untukku tapi tak bisa ku membalasnya karena egoku yang tinggi di masa lalu.
Dan ternyata Dia adalah calon mempelai pria yang akan melangsungkan pernikahannya esok hari.
Sedangkan aku Kinanthi Dewi Subrata yang pernah menjadi masa lalunya yang sengaja “lari” dari kehidupannya dulu sekarang menjadi bagian dalam acara pernikahannya?!
Hahaha..lelucon apa ini…!
Lututku pun terasa lemas seketika, inginku berlari sejauh mungkin meninggalkan tempat ini. Semua hal-hal yang berkelebat di pikiranku hari ini yang berawal dari mimpi, perasaan aneh ketika memasuki gedung ini serta hal yang sepertinya terlewatkan di acara ini  semua seakan memberi pertanda padaku bahwa seharusnya aku tak disini. Melihatnya. Bersama dia.




"Anthi?" Kamu koq disini??"

 Suara yang tak asing dan memberiku pertanyaan dengan jawaban yang entah bagaimana ku menjawabnya. 
Ekspresi apa yang harus kutunjukkan kepadanya setelah sekian lama kami tidak saling bertemu dan sore ini semesta seakan mendukung pertemuan kami.  Pertemuan yang tak direncanakan dengan situasi kondisi yang tak ku duga. Dan mengapa pertanyaan itu yang menjadi sapaan pertama??

"Anthi?" Anthi siapa? ini Kinan.." mba Siska pun bereaksi dengan sapaan Angga yang ditunjukkan padaku.

"Namanya memang Kinanthi mba' tapi dari dulu saya sering memanggilnya Anthi.."

"Loh kalian saling kenal ya??" kenal dimana?wah..wah kalo gitu Mba' perlu kenalin lagi dong.."

"Emang dia sapa sayang? koq kamu kenal dia?"  wanita yang disampingnya yang bernama Sandra pun penasaran dengan sapaannya kepadaku yang sampai sekarang belum kujawab.

Dengan tatapan matanya yang tetap tertuju padaku ia pun menjawab rasa penasaran dari kedua wanita yang ada diantara kami. 

"Kami hanya sebatas teman lama..ya kan Thi?" 

Teman lama? oh ok..

"Iya mba' kami cuma teman lama dan masalah kami kenal dimana, biarkan saudara Angga saja yang  menjawabnya."

"Saya rasa saya bisa pulang sekarang Mba?saya pamit sekarang.."

"Ow iya..iya..silahkan Kinan.."

"Makasi Mba..saya pamit pulang duluan...oya Selamat buat kalian berdua ya...semoga langgeng.."

"Makasi Anthi..eh bener kan namanya? saya belum kenalan sama kamu..Aku Sandra.." Sandra pun mengulurkan tangannya

"Saya Kinanthi....."

"Besok datang besok ke pernikahan kami ya..ini undangan spesial dari kami....kami tunggu yaa Kinanthi.."

"Saya usahakan datang ya..terima kasih undangannya..."

"Sayang..kamu dari tadi koq diam aja..tuh Kinanthi mau balik..gimana sih katanya teman lama.."

"Oh iya..hati-hati ya.."

"Iya...makasi.."


Dengan langkah pelan dan setengah berlari aku pun segera meninggalkan tempat ini.

Air mataku seakan ingin tumpah saja tapi aku berusaha menahannya.


Tak lama kemudian, aku merasakan tanganku ditarik dan membuat langkahku tertahan.


"Tunggu disini..Aku antar pulang..."



                                         ˜˜˜˜






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dear Bantal Kesayangan (24)

Pemeran Utama (8)

Proses Peremukan