Lagi-lagi tentang urusan Jodoh :)
Hai..haii…! apa kabar kalian semua…udah lama nih rasanya
tidak berbagi cerita dengan kalian semua. Kali ini aku sengaja gak posting
cerita fiksi karna emang bahan ceritanya sedang dipersiapkan biar ceritanya
lebih matang dan gak mengecewakan untuk dinikmati. Tapi untuk memuaskan rasa
penasaran kalian tentang bahan cerita yang aku siapkan kalian bisa simak di
catatan-catatan yang aku tulis di Note Facebook-ku karena kadang kala inspirasi
datang disaat yang tak terduga dan note FB adalah media yang paling gampang
untuk aku menuangkan “puzzle-puzzle” ceritaku yang akan aku tulis di blog.
Berhubung aku juga lagi sibuk-sibuknya di kantor dan harus curi waktu untuk
ngeblog makanya butuh waktu lama untuk menulis. Jadi bersabarlah untuk
mendapatkan cerita seutuhnya.
Nah sekarang aku ingin
berbagi tentang pengalamanku di kantor berkaitan dengan orang-orang yang kepo
banget dengan urusan pribadiku salah satunya tentang urusan Jodoh.
Banyak banget
pengalamanku yang membuat aku terheran-heran sendiri karena aku merasa
baik-baik saja dengan status Single-ku
tetapi orang-orang yang baru ku kenal malah melihat aku berbeda dari
perempuan-perempuan seumuranku yang mungkin mereka sudah berumah tangga, punya
2 atau 3 anak tetapi di umurku sekarang masih berstatus single dan mengejar
karir. Rata-rata dari mereka malah berniat untuk mengenalkan aku pada kenalan
maupun kerabat mereka bahkan ada yang men-judge
aku kalau mungkin kriteria pasangan hidupku terlalu tinggi jadi belum ketemu
jodohnya. Jujur sih dalam hati aku kadang-kadang emosi banget, siapa lo siapa
gw sih?.orang tua gw aja nyantai-nyantai aja koq lo ribet banget ngurusin hidup
gw..emang lo yang biayain hidup gw? Baru juga kenal ehhh sok-sokan. Tapi tentu
saja itu aku simpan saja dalam hati dan aku hanya merespon perkataan mereka
dengan senyuman manis, tertawa, dan bilang “ya kalau ada yang mau dikenalin silahkan saja saya juga
tidak menutup hati, kalau Tuhan berkenan saya berjodoh dengan dia ya pasti akan
lanjut terus kalau tidak, ya kita kan bisa jadi teman”
Pernah ada seorang
ibu-ibu yang mengira aku sudah berkeluarga dan kaget setelah mendengar aku masih singleku
lalu berniat mengenalkan pada salah keponakannya yang bekerja pada salah satu
bank terkemuka di kota Kupang. Dalam obrolan santai kami, Ibu itu menanyakan
kriteriaku dalam memilih pasangan, aku pun hanya menjawab kalau kriteriaku
tidak banyak yang penting
1. Cinta Tuhan
2. Orang Tua merestui
3. Berpenghasilan
Dari 3 kriteria itu
sebenarnya sih luas cakupannya tapi aku tidak mau panjang lebar menceritakannya
jadi biar ibu itu menyimpulkan sendiri. Nah untuk kalian, nih aku kasih tahu
cakupannya siapa tahu info ini berguna, karena sebagai manusia kita punya hak
dan kewajiban untuk saling berbagi. Aku mendapat info dan nasehat-nasehat
tentang kehidupan perkawinan pun hasil dari cerita, nasehat dari orang-orang
terdekatku juga dari hasil nangkring depan TV tiap hari Minggu setiap jam
20.30-22.00 Wita untuk menonton salah satu tayangan di stasiun tv yang memberi
inspirasi, motivasi dalam hidup, yah tebak sendirilah acaranya..:) selain itu
aku juga mendapatkan informasi dari buku salah satunya buku Sacred Search by
Gary Thomas, hayoo siapa dari kalian yang udah punya buku itu? Rekomen banget
deh buat beli dan baca. Banyak bab dari buku itu yang membuat aku bisa menyebutkan
3 kriteria utama dalam menemukan pasangan hidup. Kalau kebanyakan ngomong
tentang kriteria pasangan hidup ntar malah dikira kita terlalu pemilih jadi aku
berinisiatif untuk merumuskan dalam 3 kriteria saja.
1.
Kriteria
Pertama adalah Cinta Tuhan.
Cinta Tuhan cakupannya
sebenarnya luas.
·
Seiman
·
Apakah dia percaya Tuhan dan takut akan
Allah? (Gary Thomas dalam Sacred Search hal 62)
·
Apakah dia mendahulukan kepentingan
Tuhan terlebih dahulu daripada kepentingan pasangan?
2.
Kedua,
yakni Orang Tua merestui, Ini juga hal terpenting, karena
tanpa restu orang tua, sia-sialah hubungan yang akan terjalin. Banyak kasus
yang terjadi ketika anak memutuskan pasangan hidupnya tanpa restu orang tuanya
maka rumah tangganya tidak berjalan mulus. Salah satunya kisah seorang artis
jebolan acara musik di salah satu TV swasta yang mendapatkan gelar juara. Ia
menikah dengan seorang pria yang tidak direstui orang tuanya, dan tak lama
kemudian suaminya pun masuk penjara, ia pun akhirnya mengajukan cerai dan
meminta maaf kepada orang tuanya.
3.
Berpenghasilan,
Sebagai
perempuan aku juga gak munafik koq kalau aku menginginkan pria yang mapan dalam
penghasilannya. Udah gak jamannya kalau hidup hanya berdasarkan cinta saja.
Penghasilan suami maupun istri bisa menjadi salah satu pemicu konflik rumah
tangga apalagi kalau penghasilan suami tidak sebesar penghasilan istri. Ya kita hidup kan membutuhkan uang jadi
jangan berpikir kalau kita matre, tetapi kita juga harus menghadapi realita
kehidupan (agak “berat” ya bahasanya :)
Ketika menyebutkan 3
kriteria utama diatas aku juga sekalian intropeksi diri, apakah aku juga sudah
menyiapkan diri untuk pria yang
mempunyai kriteria yang sama denganku. Sebagai manusia, aku tahu bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Setiap
manusia punya keterbatasannya masing-masing serta tentu saja kelebihan yang
dipunyai. Nah untuk mencari pasangan hidup banyak dari kita seringkali salah
dalam menentukan fokus ketika menilai seseorang yang kita sukai. Kita sering
kali lebih fokus terhadap kelebihannya
bukan pada kekurangannya sehingga ketika hubungan sudah berjalan dan
kita menemukan kekurangan-kekurangannya kita malah kecewa dan berniat
menghentikan hubungan karena ya itu tadi kita terlalu fokus kepada
kelebihannya, kita lupa bahwa
setampan-tampannya dia, secantik-cantiknya dia, sebaik-baiknya dia, dia adalah
manusia yang punya keterbatasan dan kita tidak siap untuk menutupi
kekurangan-kekurangannya. Padahal seharusnya
yang harus kita lakukan ketika memutuskan untuk menilai orang untuk dijadikan
pasangan hidup adalah melihat kekurangan-kekurangannya. Ketika kita
sudah menerima kekurangan-kekurangannya maka hubungan pun akan berjalan lancar
dan kelebihan-kelebihan yang kita temukan dalam dirinya adalah sesuatu
yang pantas kita dapatkan. Kita dapat menutupi
kekurangan-kekurangan dia dengan kelebihan-kelebihan yang kita punya begitu
juga sebaliknya ia pun dapat menutupi kekurangan-kekurangan kita dengan kelebihannya.
Bukankah hidup memang harus saling mengisi?
Saat ini aku tahu Tuhan
pasti sudah menyiapkan seseorang untukku dan pastinya untuk kalian semua yang
punya status sama denganku. Ingat Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan
untuk memenuhi bumi ini. Jadi jangan takut gak dapat pasangan hidup, semua
sudah ditentukan Tuhan kapan kita akan bertemu dengannya, asal kita jangan
menunggu saja tetapi kita juga harus membuka hati, jangan takut untuk
berkenalan dengan orang baru, membangun koneksi lebih banyak, membuka diri
terhadap informasi terupdate, bersikap sopan dan bijak. Terlebih penting
ingatlah “Tetapi carilah dahulu Kerajaan
Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius
6:33)”
Komentar
Posting Komentar