His X -2- (12)
Sejujurnya jika boleh memilih, aku ingin tak berada disini. Kalau saja Rexy tidak memberiku kejutan untuk
menjemputku dirumah sakit, mungkin aku sudah nyaman berada di kamarku, menonton
sambungan drama korea yang sudah kutunda beberapa hari. Agak aneh juga dia
menjemputku tanpa memberi kabar, tahu-tahu saja dia sudah ada di lobby,
menungguku sambil sibuk bermain games di Ipadnya.
“loh Rex..ngapain kamu disini?” Bukannya menyapa dengan
baik-baik aku malah mempertanyakannya kenapa dia sedang duduk tenang dii loby.
“jemput kamulah..emang jemput siapa lagi??”
“Koq gak bilang mau jemput? Untung aku masih disini…”
“Kan kamu yang bilang kemarin, kalo kamu kebagian shift siang,
jadi aku ya tadi nanya sama teman kamu..”
“ohhh..terus…kita mau kemana nih? Mumpung aku gak dapat shift
jaga malam” aku pun mulai bersemangat
untuk menyusun rencana di malam minggu ini.
“aku mau ajak kamu ke bandara…jemput seseorang…tapi janji
kamu gak bakal marah..janji ya?”
“bentar-bentar…ngapain harus janji gak boleh marah? Emang kita
mau jemput siapa?” tanyaku dengan tampang curiga.
“Sandra…”
Sandra? Hmm bentar-bentar sepertinya aku tidak asing dengan
nama ini. Jangan bilang ini Sandra, cewek yang sudah berstatus mantan Rexy 4
tahun lalu.
“Sandra yang kamu maksud, mantan pacarmu bukan sih?” tanyaku
langsung padanya.
“Iya..kamu jangan marah dulu, aku jelasin deh..”
“siapa yang marah sih..aku kan cuma konfirmasi aja, Sandra
yang mana...emang dalam rangka apa dia kesini?” Nada suaraku kuatur sedemikian
rupa supaya ia menyangka aku baik-baik saja, tidak merasa terganggu dengan
kehadiran mantannya.
“Dia datang kesini, karena si Agni mau nikah…jadi sekalianlah
reunian sama anak-anak pertukaran
mahasiswa yang pernah aku ikuti di jaman kuliah dulu…lagipula diantara aku,
Bram, Sekar,Agni, Sandra yang paling jauh…nah karena mereka pada sibuk jadi
ngurus gedung dan lain-lain aku kebagian tugas jemput Sandra di bandara, ngurus
penginapan untuk teman-teman yang bakal datang dalam minggu ini..”
“Hmm ya..ya aku ngerti koq…kapan dia nyampe?”
“Sekitar dua jam lagi dari Singapura, makanya aku kesini
untuk jemput kamu dulu..”
“Ohh..aku sih gak papa kalo kamu tadi langsung jemput dia..”
“enggaklah…aku maunya sama kamu, sekalian ngenalin kamu sama
dia..”
“penting gitu?”
“iya pentinglah…aku dan Sandra putusnya baik-baik Yang. dulu
sebelum kami berpacaran kami bersahabat baik, dan setelah putus pun kami pun
berjanji untuk tetap jadi teman baik, makanya aku mau ngenalin orang terpenting
aku ke dia..yaitu kamu..”
Gimana gak luluh coba kalo dengar kekasihmu bilang gitu ke
kamu…that’s why aku sekarang aku menyesali dengan keluluhanku. Sampai-sampai
aku menawari Sandra duduk di depan bersama Rexy dengan alasan aku sedang malas
pake seatbelt karena aku tahu dan percaya Rexy gak akan macam-macam. Alasan
yang aneh bukan?? Hahahaha…aku juga
bingung sendiri dengan perkataaanku tadi yang sekarang terlambat untuk
kusesali. Mereka bercerita banyak hal yang kebanyakan aku tidak tahu bagaimana
untuk masuk pembicaraan mereka. Mereka asik dengan dunia mereka hingga
sepertinya lupa dengan keberadaanku.
Sampai akhirnya aku pura-pura memejamkan mata, jadi sekalianlah
aku gak perlu pusing-pusing cari bahan obrolan supaya aku juga terlibat
pembicaraan mereka.
Sayup-sayup kudengar mereka membicarakan tempat makan.
“Rex, laper nihh..jadinya kita makan dimana nih?”
“sama..aku juga…bentar-bentar aku tanya Mayang dulu…” Aku
merasakan Rexy menoleh ke arahku, namun aku tidak mau ketahuan kalo aku
pura-pura tidur jadi aku diam saja seperti orang benar-benar ketiduran.
“Yah..dia ketiduran…”
“Jadi mau dibangunin?”
“Jangan..dia kecapekan kayaknya…ya udah kita makan sea food
di daerah Kota lama aja ya..”
“kamu tetap gak berubah ya Rex…”
“Apanya…”
“ya itu perhatian banget sama orang yang kamu sayang…maaf ya
dulu aku nyia-nyiainnya, kalau saja……….”
“Gak usah diterusin San….”
“Maaf Rex..jujur saja aku masih sayang sama kamu…”
“San…”
“maaf..”
Keadaan pun menjadi awkward termasuk aku yang pura-pura
tidur. Aku benar-benar kaget dengan apa
yang diucapkan Sandra barusan. Bagaimana bisa dia masih mengatakan hal itu
dikala aku sedang berada bersama mereka.
Apa ini pertanda buruk bagi hubunganku dengan Rexy?
Entahlah…untuk saat ini, aku diam-diam menyeka air mataku
yang sudah mulai jatuh tanpa permisi.
-bersambung-
Komentar
Posting Komentar