I write to give myself strength. I write to be the characters that i'am not. I write to explore all the things I'm afraid of- Joss Whedon
Tas (28)
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
-
Itu adalah sebagian dari tas-tas yang aku punya, yang lainnya ada di gudang. Kalo mau dihitung tasku banyak banget cuma karena aku sekarang gak ribet nyari tas buat pegi, jadilah tas-tas itu yang sering kupakai.
Sejujurnya aku sedang capek sekali hari ini, ingin rasanya segera tidur, tetapi setelah mencuci muka, menyikat gigi, aku merasa segar kembali dan aku pun harus bertanggung jawab untuk tantangan yang telah kubuat yakni menulis setiap hari. Masak hanya karena aku capek aku melewatkan 1 tulisan hari ini? Maka dari itu aku memilih judul Proses Peremukan. Judul tersebut aku ambil dari judul renungan harian di buku Suluh Iman pada hari senin lalu. Sengaja aku ambil judul renungan tersebut karena isi renungan tersebut sangat menggambarkan keadaanku saat ini dan mungkin bagi kamu yang sedang membaca postingan ini, aku harap kalian juga dapat mengamati baik-baik tulisanku hari ini dan semoga bisa menjadi inspirasi serta semangat dalam menjalani proses hidup. Nats yang diambil pada renungan tanggal 7 Oktober 2013 lalu diambil dari Ulangan 32:39 yang berbunyi demikian : Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku t...
Inilah bantal-bantal kesayanganku, aku gak bisa tidur tanpa "mereka". Untuk masalah tidur, aku paling suka dengan bantal yang banyak apalagi kalo dah selimutan..nyamaaaaaaaaaaaann serasa dipeluk, maklum masih sendiri ini jadi...hmm (gak usah diterusin deh:) Bantal-bantalku ini selalu menemani aku ketika aku sedang senang dan sedih (lebay ya) hehehe..jadi maksudnya kalo aku lagi senang, aku suka memeluk semua bantalku dan bercerita sendiri. Kalau lagi sedih, mereka menemaniku untuk menumpahkan air mataku, menutup mulutku untuk menahan suara tangisku.
Aku pernah mendengar kata-kata dari seorang temanku yang gayanya soknya minta ampun, ya aku akui dia memang anak orang kaya, anak tunggal pula, lengkaplah sudah, dia bilang “ Kei..apa sih di dunia yang gak bisa dibeli dengan uang? Jaman sekarang, semua bisa…” . Tapi aku tak sependapat dengannya karena aku yakin kalau masih ada hal-hal di dunia yang tak bisa dibeli dengan uang. Namun ketika aku masih terpaku sendiri di sini ditemani secangkir kopi pahit, yang memang sengaja tak kutambahkan gula, walaupun kuaduk-aduk berapa kali pun rasanya tetap sama, pahit, aku pun mengiyakan perkataannya dulu. Dengan uangku, aku membeli kesunyian yang ditawarkan kedai kopi ini, nama kedai kopi ini pun identik dengan suasananya yakni Kedai Kopi Sunyi. Keberadaan kedai kopi ini aku ketahui dari salah satu teman bloggerku yang suka banget mengunjungi kedai-kedai kopi dari seluruh Indonesia. Waktu itu aku lagi nulis status di Facebook kalo aku lagi suntuk banget untuk nul...
Komentar
Posting Komentar