Diaryku "Jejak Hidupku" (1)

Inilah 16 diaryku yang selalu kusimpan rapi rak bukuku. Dan sekarang ingin kupamerkan :)

Berawal dari tugas dari pelajaran Bahasa Inggris di kelas 1 SMA di tahun 2002 yang mengharuskan kami menuliskan diary memakai bahasa Inggris selama 1 semester dan setelah itu dinilai. Aku pun mulai tertarik untuk keterusan melanjutkan menulis di diary, tapi  tentu saja aku memakai bahasa Indonesia.

Sudah 7 tahun diary-diary ini menemani dan mendengarkan ceritaku.

Sabar banget kalo aku lagi marah, aku selalu menekankan bolpenku diatas kertas,serta melampiaskan kata-kata cacian, kesedihan, kemarahan dengan sangat cepat bahkan dapat terbaca jelas..yah karena aku menulisnya denga huruf sebesar-besarnya.

Dan kalo aku lagi jatuh cinta, tulisanku bisa rapi dan bisa memakan waktu yang sangat lama untuk bercerita. Aku bisa detail banget menceritakan setiap pengalaman yang terjadi pada hari itu sampai hal-hal sepele yang mungkin bagi orang lain kalau aku bercerita tanggapannya paling "yaelahh lebay amat sih lu,dia cuma gitu doang,lo nya udah keGRan aja" atau " hahha itu hal biasa kali, ga usah dibesar-besarin ah" . Dan dengan menulis diary ini, aku seakan punya teman yang mengerti aku, bahkan seakan dia menggodaku "cieeee...yang lagi seneng, critanya diulang-ulang mulu :)

Bahkan saat aku sedang ga mood nulis ..dan cuma bilang "Dear Diary, capek banget aku hari ini, ceritanya besok saja ya..jangan marah :) . Diaryku seakan bilang " gak papa, aku masi setia nungguin kamu besok"

Lama kelamaan di akhir tahun 2009an, aku sudah berhenti nulis diary dan beralih ke notes Facebook sebagai mediaku bercerita dan eeheemm curhat :P

Ketika kubaca lagi diary-diary itu, aku bisa merasakan kembali apa yang terjadi di waktu itu ketika aku sedang marah, jengkel, senang, merasa bodoh, merasa berdosa..

Thanx Diary, melihatmu kembali aku seakan dapat merasakan lagi Jejak Hidupku yang pernah kutinggalkan dihalaman-halaman itu. ^_^