Pria di Ujung Dermaga


 

Kau tak pernah tau
Betapa aku merindukanmu
Intuisiku slalu mengarah kepadamu
Intuisiku slalu mengarah kepadamu (Yura Yunita, Intuisi)


Pernahkah kau merasakan rindu yang begitu berat pada seseorang meskipun kau sudah melangbang buana ke  berbagai tempat yang berbeda…
Kesibukanmu membuatmu seringkali sulit berkirim pesan dengannya..
Yaah tetapi setidaknya ucapan selamat pagi ketika bangun tidur dan selamat malam mampu membuat kalian “tetap waras” dalam hubungan..
Pertengkaran-pertengkaran yang biasa ada dalam setiap pertemuan menjadi tiada ketika kalian berjauhan
Yang adalah ucapan Kangen…Miss U…dengan emoticon kisses yang lebay….bahkan video call kadang tak mampu meredam rindumu padanya..



Pernahkah kau merasakan  “Pulang” sesungguhnya ketika kau bertemu dengannya setelah sekian lama kalian berpisah entah untuk liburan, pekerjaan maupun melanjutkan study?



“Sayang…aku udah di dalam kapal..” kataku ketika menelponnya untuk mengabarinya.



“Iya sayang, nanti aku jemput ya, kabari kalau udah mau dekat ..” suaranya yang berat dan hangat membuatku semakin merindukannya.



“Iya sayang..nanti aku kabari….sampe ketemu sayangku…love u” kata-kata akhir kalimat sakti yang harus selalu diucapkan jika kami selalu mau mengakhiri telpon kami.



“love u too…hati-hati sayang” lalu ia menutup telponnya.




2 tahun memang waktu yang bisa dibilang singkat untuk kami saling mengenal namun sesungguhnya 4 tahun aku mengenalnya.



Setahun pertama kami memulai tahap saling mengenal lebih jauh benar-benar menguras emosi dan perasaan.
Kami berdua sama-sama punya ego yang keras dan tidak mau mengalah.
Dia yang punya karakter cuek dan bukan tipe pria romantis yang mudah mengucapkan kata-kata manis serta mengungkapkan rindunya maupun cintanya namun dia selalu memberi yang terbaik darinya.
Perhatian-perhatian kecilnya serta hadiah yang diberikannya walaupun tidak ada momen spesial seperti ulang tahun atau perayaaan anniversary kami dan hadiah itu selalu yang hal kubutuhkan tanpa aku sadari . 
 Sedangkan aku, wanita berbintang  Cancer yang penuh drama dan seringkali manja, namun ia mampu mengimbangiku.
Aku dengan segala pekerjaanku dan kesibukanku yang selalu pergi ke luar kota untuk mengupgrade pengetahuanku.
Aku sering meninggalkannya namun ia tidak terlalu “menggila” sepertiku jika posisi kami dibalik.
Memang berat buatku jika ia pergi walaupun hanya untuk ke pesta ulang tahun temannya.
Tak adil? Benar sekali. Aku sering tak adil padanya.
Tetapi nyatanya ia selalu menerimanya dan selalu setia menunggu serta menjemputku.
Entah sudah keberapa kali aku meninggalkannya berhari-hari atau berminggu-minggu.
Ia selalu ada disana.
Berdiri menungguku. Pria yang selalu ada untukku. Sosoknya yang tinggi dan bulu-bulu jenggot tipis menghias dagunya. Kacamata hitamnya sangat pas dengan wajahnya, hidungnya yang mancung serta dagunya yang sedikit berbelah.



Kapal pun semakin dekat dengan dermaga, aku pun bersiap untuk turun dari kapal.
Aku sudah memberitahukannya dan aku tahu dia sudah menunggu lama. Padahal ia memang tidak suka menunggu.
Ketika bertemu tanpa basi basi ia menyambutku sambil langsung membawa barang-barangku. Mukanya merah karena kepanasan, dahi dan lengannya berkeringat.
“Sayaangg..kangen.!”.aku mengganggunya ketika kami sudah melakukan perjalanan kerumah tapi seperti biasa ekspresinya datar. Ia hanya tersenyum dan menggenggam jemariku.




Sesampainya dirumah, ia menarik dan memelukku dengan erat ketika aku hendak mengambil minum. “Kangen sayang, jangan pergi lagi …” lirihnya sambil mengeratkan pelukannya.
Lelahku pun terobati dengan pelukan ini.
Aroma parfumnya yang selalu kurindukan. Dada tempatku bersandar serta kedua lengan yang selalu merangkulku.
Aku ingin kami selalu seperti ini. Aku ingin selalu “pulang” padanya.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dear Bantal Kesayangan (24)

Pemeran Utama (8)

Proses Peremukan